Jumat, 22 Agustus 2008

karolina komstedt: “Being a famous band has never been our goal.”


berkenaan dengan lawatan khususnya ke Indonesia pada Maret tahun lalu, Saya sangat beruntung bisa mengobrol dengan Johan Agregard dan Karolina Komstedt dari Club 8 via surat elektronik. Actually saya mewawancarainya untuk sebuah majalah musik mainstream tempat saya bekerja. Dan you know what, setelah edisi ini cetak, saya langsung memberikan dan memperlihatkan kepada mereka terbitan yang ada wawancara ini, dan mereka nampak senang, they say kalo ini majalah dari Indonesia yang memuat wawancara kami yang pertama mereka pegang. So Check this out!

Hi Johan, Karolina, apa kabar, lagi sibuk apa nih?
Karolina: hai, wahyu kabar saya baik. Saat ini saya sedang sibuk rekaman, disamping itu saya sedang menulis banyak scrpit film bersama penulis swedia. It feels great, saya tidak pernah sebegitu terinspirasi sebelumnya.
Johan: saya juga baik-baik, wahyu. Saat ini saya lagi recovery setelah liburan saya di Hongkong. It totally destroyed me, tapi seru kok.


saat ini kalian lagi bikin album keenam, bisa kasih bocoran judul albumnya apa dan bakal seperti apa nih album baru ini?apa tetap seperti Strangely Beautiful? seperti apa pendekatan kalian dalam album baru ini?

Johan: Mmm..sayangnya saya kami belum menemukan judul yang tepat dan kita belum tahu juga bakal seperti apa album ini nantinya. Sejauh ini kita udah buat 3 album yang punya style yang serupa dan yang kita rasa menjadi seperti trilogi; Club 8, Spring came, rain fell dan Strangely beautiful. Album baru ini adalah awal dari sesuatu yang baru. Saya mulai merasa enjoy bermain gitar lagi, jadi ini berarti akan banyak gitar, sound-sound akustik dan minim elektronik. ketika sudah sampai pada perasaan keseluruhan dari album, ini adalah perasaan yang sangat emosional yang pernah kami capai sejauh ini. Tanpa menjadi sebuah album dengan langkah/gestur yang besar, ini adalah album yang lebih dramatik dengan mood yang kuat dari sebelumnya.

sedikit flashback, kalau-kalau ada belum pernah yang mendengar club 8, bagiamana kalian ketemu satu sama lain?
Johan: kita bertemu di acara disko ketika kita berumur 16 dan 18 tahun. Kita suka jenis musik yang sama dan meskipun saya sudah bermain di beberapa band, seperti Acid House Kings dan Poprace, saya rasa alami ketika kita harus melakukan sesuatu bersama. Sejak itulah kita memulai Club 8.
Karolina:awalnya saya gabung dengan band Poprace sebagai penyanyi latar. Poprace lebih cenderung agak nge-rock. ada 5 orang dan saya yang kesemuanya dari latar belakang yang sama, contohnya Joakim Ödlund-si vokalis-juga adalah member dari Acid House Kings. Setelah beberapa tahun, Johan dan saya merasa bahwa kita ingin memembuat musik yang lebih gentle dan soft, lalu kita mulai merekam beberapa lagu kita sendiri di dalam kamarnya di Porta studio, tidak terlalu berisik, karena saya tidak ingin orangtua dan adiknya mendengar saya bernyanyi. Namun itu tidak terlalu beresiko karena saya bernyanyi agak berbisik juga! Kemudian kita mengirim kaset berisi 3 lagu rekaman studio rumahan itu ke 10 label yang berbeda. Lima diantaranya tertarik dan itu membuat kita terkejut. Kita memilih label spanyol, Siesta record dan lewat label itu kita merilis single berjudul “Me too” dan sebuah album berjudul Nouvelle di pertengahan 90an.


apakah betul kalian dulunya sepasang kekasih?

Johan: ya, dan semua berawal dari acara disko itu ...
Karolina: Ya, sebuah acara disko dengan nama yang konyol, saya bahkan tidak bisa menyebutkannya!waktu itu Johan satu sekolah dengan saya. Dia 2 tahun lebih tua dan saya selalu berfikir dia sangat cool..ha ha ha!Kita mulai berbicara soal musik, tentang The Cure danThe Smiths. Waktu itu hanya sedikit yang pernah denger, jadi kita pikir : ini pasti adalah orang yang keren yang punya selera yang bagus!Dan saat itu juga kita mengenali sesuatu yang 'lain' satu sama lain, sebuah perasaan melankolis.


perasaan melankolis?hehe, sepertinya saya tahu itu, btw, berapa lama kalian pacaran?
Kita pacaran selama lima tahun. sekarang kita hanya teman dekat, teman satu band. Itu lebih baik.

i see.. oke, di album friend i once had, kalian terdengar seperti band, di spring came, ada banyak elektronik dan trip hop sound disitu, apa sih yang kalian coba buat terhadap musik club 8?
Johan: Sebetulnya, album S/T kami [club 8], adalah album yang keluar setelah The Friend. Selama waktu friend i once had, saya sangat terpengaruh oleh bossa nova, pop ala C-86 dan campuran antara blueboy dan The Legendary Jim Ruiz Group, jadi itu jenis musik yang saya ingin buat waktu itu. Setelah The friend I once had, saya ingin membuat sesuatu yang tidak seperti tipikal indie band, sesuatu yang santai dan sophisticated. Sangat sedikit band yang menggabungkan indiepop dengan musik elektronik jadi ketika kami mulai itu, rasanya unik dan inspiring. Album keempat, Spring Came, rain feel adalah yang pertama yang kami rekam sendiri. Cukup stres juga saat kami merekam Club 8 soalnya studionya mahal dan sound engineeringnya sangat lamban. saya ingin bereksperimen dengan sound dan ketika kita punya studio sendiri, kita pasti bisa mewujudlkannya. Saya rasa kamu bisa mendengarnya di Spring Came, rain feel, it’s very lively in a quiet way.


menarik, by the way Karolina, apa sih influens utama kamu dalam membuat lagu dan menulis lirik?

Karolina: saya tidak membuat lagu dan lirik, Johan yang membuatnya. Tapi saya selalu memilih lagu mana yang akan dipakai untuk direkam. Saya jarang memilih lagu-lagu yang ceria. Kalau Johan menulis lagu-lagu ceria, saya rasa, sebaiknya dia rekaman aja dengan Acid House Kings. Saya nggak nyaman menyanyi tentang kebahagiaan. Udah pernah nyoba sih, tapi tetap aja nggak bisa, nggak tahu kenapa, saya nggak nemu perasaan itu dalam diri saya. Tapi bukan berarti saya tidak bahagia, it’s simply not my way of expressing myself when I sing.

kalian pernah main di beijing, hongkong dan Taipei, gimana sih rasanya main di Asia?
Johan: It’s wonderful!Wherever in Asia we go people always make us feel very welcome.
Karolina: Aha! saya menemukan beberapa hal yang spesial di beberapa tempat di Asia dimana kita pernah main:Penontonnya selalu ramah, mereka benar-benar serius menyimak kami dan sangat apresiatif. Saking seriusnya, mereka bahkan nggak pernah ngobrol atau minum selama kita main dan mereka baru berhenti bertepuk tangan saat saya mendekati mikrofon untuk bicara sesuatu. So, beda banget dengan penonton di Itali misalnya. Ketika kami main, penontonnya sedikit mabuk dan berisik dan itu membuat kami sedikit kesulitan. Kalo kami band noise-rock band sih nggak apa-apa, tapi musik kami kan yang santai dan membutuhkan pendengar yang kalem. So, gaya asia[sejauh yang kita lihat]cocok sekali untuk musik Club 8.

hehehe, masa sih?oh ya kalian kan juga bakal main ke Indonesia, kapan itu dan sedekat apa hubungan kalian dengan orang-orang di Indonesia?
Karolina: Kita akan main di Jakarta tanggal 10 Maret, dan tanggal 11 Maret di Bandung. Tak satupun dari kita yang pernah ke sana sebelumnya dan tentunya akan sangat menarik pergi ke sana. Saya nggak tahu apakah kami punya banyak pendengar dan penggemar di Indonesia, tapi kita sangat senang bertemu dengan banyak orang indonesia di myspace.

Edson juga habis main di sini, apa Pelle [vokalis Edson] cerita sama kalian?
Johan: Ya, Pelle udah cerita, kok. Dia sangat senang. Dia bilang Edson sangat populer di Indonesia dan orang-orang mengenalnya di jalan-jalan.

selain Mocca, siapa band Asia yang pernah mengajak kerjasama dengan kalian?
Karolina: Kita nggak pernah kerjasama dengan band lain, baik di Asia atau di luar Asia. Menyenangkan bisa bekerjasama dengan Mocca. They are so charming and talented. Mengagumkan kita bisa merekam lagu dan merekam videoklip bersama, tanpa sekalipun bertemu satu sama lain.

ya, itu juga yang membuat saya kagum, btw Johan, gimana scene indiepop di Swedia sekarang ini?
Johan: Better than ever!

nice, nah tentang label anda, Labrador, seberapa besar influens Labrador terhadap scene di Swedia?

Johan: Saya pikir labrador punya pengaruh yang kuat di indie scene Swedia. Ketika kita mulai, belum ada yang seperti ini, namun sekarang banyak orang memulai membuat label dan membuat musik yang nggak terlalu jauh dari apa yang kita lakukan.

dan selama 10 tahun berjalan, gimana perasaan kamu sekarang sejauh ini?

Johan: Saya pikir Labrador telah merilis banyak album dan lagu terbaiknya selama dekade ini, so saya sangat bangga. Masih sedikit label yang seperti Labrador saat ini; label yang dibangun di atas selera musik tertentu dan yang tidak memberikannya dorongan komersil . Saya pikir Labrador adalah satu dari banyak label dimana, jika kamu dengar band-bandnya dan kamu suka, kamu akan beli apapun dari label itu yang memang kamu suka.

gimana sih rasanya menjalankan label dan bermain di banyak band[Legends, Acid house Kings dan Club 8]?

Johan: saya butuh banyak band untuk membuat banyak album yang saya mau buat. Labrador lebih seperti pekerjaan sehari-hari daripada bermain di band dan menulis musik. Sebuah pekerjaan sehari-hari yang menyenangkan dimana saya bisa merilis musik swedia yang terbaik.

Band seperti Kings of Convenience dan Belle and Sebastian kini mendapatkan perhatian yang lebih besar, mengapa kalian tidak mau sebesar mereka?

Johan: We’ve never tried to become big and we play slow, melancholic music. Dan itu kurang diterima secara komersil seperti misalnya kamu dengerin Belle & Sebastian.
Karolina: Being a famous band has never been our goal. Kita lebih memilih sekumpulan orang di sekitar kita yang kecil namun intim. Namun memang ada kontradiksi : tentu saya ingin sebanyak mungkin orang bisa menemukan musik kita jika jika itu bisa memberi arti sesuatu bagi mereka, namun di saat yang sama saya inginnya sedikit tidak mau dikenal orang. Saya rasa saya cenderung introvert dibandingkan penyanyi lain. sesi tanda tangan nampaknya bukan saya banget. Dan saya juga sebetulnya tidak terlalu suka untuk menjawab interview.....tapi tentu saja, kadang ada serunya juga melakukan pengecualian hehehe...

Sejauh ini, apa kalian menganggap diri kalian besar?

Johan: Kita nggak merasa besar dimana-mana, tapi kita punya fan base kecil di setiap belahan dunia. Dan saya suka seperti itu. Album kita telah dirilis di 10-12 label berbeda, jadi kita cukup mengcover dunia dengan bagus.

Nanti di Indonesia, apa kalian hanya bermain full band atau hanya duet?

Johan: Di Indonesia nanti kita akan bermain full-band untuk pertama kali dalam 6-7 tahun ini, saya rasa bakal menarik.
Karolina: Ini akan menarik. Kita nanti akan bermain lagu-lagu lama dan baru. Kita adalah band yang asngat calm dengan gestur yang tidak besar. Untuk orang santai yang mendengar secara seksama. Kita sendiri jarang lho main live. Kita lebih ke band studio. Bahkan, club 8 hanya main 12 kali sepanjang karir kita.
Alasan kita nggak mau sering tampil adalah kita nggak pernah pengen terlalu dibiasakan. Kita Kita pengennya jarang, tapi tiap konser selalu spesial. Karena itu kita jarang berkata ya, ketika kita diundang main, tapi kali ini kita ingin dan kita sangat senang.

terakhir, apa yang saat ini kalian dengerin?

Johan: Tepatnya tadi saya baru dengerin ucoming albumnya Pelle Carlberg[Edson], judulnya In a Nutshell. Selain itu sekarang-sekarang ini saya dengerin The Wake, beberapa album Nouvelle Vague, Mattias Alkberg BD, The Field dan albumnya Tommy Körberg, Judy min vän.
Karolina: Pacar saya barusan dengerin Kings of Convenience, so dia lagi dengerin mereka sepanjang waktu. Tadinya saya nggak punya kesempatan untuk meracuninya musik-musik indie. Tapi syukur akhirnya dia mulai mendengarkan indie music, selain mozart, Beethoven dan Satie dan koleksi-koleksi berat lainnya. Tapi saya sendiri sekarang mulai suka Leonard Cohen, he's one of the best, i think.

oke, thanks atas waktunya, Johan, Karolina, sampai bertemu di Indonesia . ada yang ingin disampaikan untuk penggemar kalian?

Johan: thanks, wahyu dan sampai bertemu!

Karolina: Love to you all!

Tidak ada komentar: